Sabtu, 29 Maret 2008

PENDIDIKAN di INDONESIA

STANDAR KOMPETENSI BNPS



Semenjak digulirkan pada bulan Juni 2006 lalu, KTSP cukup populer dengan berbagai julukan. Kurikulum kaTe SiaPe, bahkan hingga sebutan Kurikulum Tidak Siap Pakai. Apa pasal? Ada banyak anggapan, bahwa ini menjadi beban baru bagi sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Apakah ada semacam keraguan dari pihak guru terhadap perubahan kurikulum yang kerap terjadi? Karena terdapat kemungkinan, sebagian besar dari mereka pun telah jengah dijadikan sebagai bahan percobaan bagi segelintir ahli. Walau pun ada alasan kuat dari BSNP, yang ingin mengedepankan kualitas pendidikan bangsa.

  1. Namun krisis ekonomi berkembang menjadi krisis yang multidimensi. Ada banyak rentetan masalah yang mengikuti setelahnya. Turunnya kualitas sumber daya menusia, disinyalir karena buruknya akses masyarakat terhadap kualitas pendidikan yang bermutu. Kerja-kerja evaluasi dilakukan. Berbagai program digulirkan. KTSP sebagai salah satu produk yang diluncurkan pemerintah, adalah salah satu perangkat/sarana untuk mencapai kualitas pendidikan terbaik untuk bangsa ini.

KTSP, sebuah standar nasional pendidikan yang sarat dengan muatan-muatan lokal. Kurikulum dan silabusnya disus

Fenomena KTSP

Setelah diluncurkannya program Kurikulum tahun 2004 dua tahun yang lalu, KTSP muncul sebagai program anyar yang mengandung berbagai ketentuan. Seluruh sekolah dianjurkan untuk menerapkan KTSP mulai tahun ajaran 2006/2007. Berbagai kenyataan di lapangan banyak ditemukan kasus bahwa ada beberapa sekolah yang belum menyusun KTSP sampai rampung, tetapi sudah menerapkan beberapa silabusnya. Mengingat anjuran untuk menerapkan pada tahun ajaran tersebut di atas.


Dari sejumlah ratusan ribu sekolah di seluruh Indonesia, muncul berbagai masalah. Mulai dari kualitas guru yang belum kompeten untuk menyusun kurikulum, sampai ke tingkat kesiapan anak-anak didik dan kemampuan pemerintah daerahnya untuk mendukung terlaksananya KTSP ini. Mampukah KTSP menyentuh seluruh satuan tingkat pendidikan dasar dan menengah di negara tercinta ini?
Sepanjang yang diketahui, KTSP telah mulai diterapkan di beberapa satuan tingkat pendidikan yang memiliki kualitas baik. Beberapa diantaranya, adalah sekolah-sekolah yang termasuk sebagai sekolah standar nasional (SSN), sekolah nasional yang berstandar internasional (SNBI), sekolah piloting kurikulum berbasis kompetensi, dan beberapa sekolah yang termasuk kategori “siap”.


Sekilas, tampak jelas bahwa sekolah-sekolah dengan kategori yang berada di bawah sekolah “terbaik” akan semakin terpuruk jika evaluasi dan monitoring penerapan KTSP yang persuasif tidak segera dilakukan. BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan), sebuah lembaga independen, penggagas segala bentuk standar nasional untuk kemajuan kualitas pendidikan bangsa, pun mengakui ada berbagai masalah yang menghambat penerapan KTSP.
Diketahui bahwa, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 24 tahun 2006 tentang pelaksanaan Permendiknas No. 22 dan No. 23 (tentang standar isi dan standar kompetensi), baru ditandangani pada tanggal 2 Juni 2006 lalu, yaitu pada masa tahun ajaran baru 2006/2007. Padahal, berdasarkan ketetapannya, KTSP harus mulai diterapkan mulai tahun ajaran 2006/2007.


“Ini mengakibatkan tidak semua sekolah akan siap. Sehingga yang terjadi adalah beberapa sekolah, KTSP nya belum tersusun, tetapi telah dicoba menerapkannya sambil KTSP itu disusun. Matapelajarannya sudah diterapkan, tapi KTSP nya sedang dalam proses. Ini saya jumpai juga di daerah-daerah,” ungkap Prof. Dr. Mungin Eddy Wibowo, salah satu anggota BSNP, ahli bidang kurikulum.


Ia juga memaparkan bahwa di suatu daerah, ada beberapa KTSP dari sekolah-sekolahnya yang telah rampung dan diserahkan kepada pihak pemerintah daerahnya untuk dilegalisir. Namun pihak Dinas Pendidikan di sana yang seharusnya berperan sebagai supervisor malah tidak memahami KTSP itu sendiri. Dikonfirmasi tentang nama daerahnya, Mungin tak hendak menyebutkan.


Siang hari itu juga, telepon genggamnya menerima sms yang dikirim oleh salah satu guru. “Tadi saya juga dapat sms dari salah satu guru di SDN 3 Kabupaten Pasir, Kalimantan Timur. Menanyakan tentang SK dan KD, ternyata beliau belum dapat. Kalau dari SD ini belum tahu, berarti saya juga bisa tahu bahwa dari dinas pendidikan di kabupaten dan kotanya belum mensosialisasikan KTSP karena ada guru SD yang belum tahu tentang SK dan KD. Lalu, saya kirimkan sms balasan, yang isinya saya persilahkan untuk membuka internet dengan alamat yang ini (http://www.bsnp-indonesia.org). Ini kan berarti ada dinas yang terlambat.”

Sosialisasi KTSP yang Tidak Lancar

Diakui Mungin, bahwa setiap provinsi telah menerapkan KTSP, namun tidak sedikit pula sekolah-sekolah yang belum mampu menyusun KTSPnya sendiri. Terhadap masalah ini, hal menjadi mengerucut pada tingkat keberhasilan sosialisasi KTSP ke seluruh daerah. Indikasi kemacetan sosialisasi menjadi penyebab tersendatnya penerapan KTSP.


Bersama BSNP, ada beberapa direktorat terkait yang duduk sebagai penanggungjawab suksesnya penerapan KTSP. Direktorat PMPTK (Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan), Direktorat Pembinaan SD, SMP, dan SMA, Pusat Kurikulum, dan tentunya pemerintah daerah yang bersangkutan.


Mengenai keterlibatan pemerintah daerah dalam pelaksanaan KTSP, lebih jauh Mungin Menjelaskan, “Gubernur dapat mengatur jadwal pelaksanaan permendiknas No. 22 dan 23 tahun 2006, untuk satuan pendidikan menengah dan satuan pendidikan khusus. Ini tentunya disesuaikan dengan kondisi kesiapan masing-masing satuan pendidikan di provinsi. Sedangkan Bupati dan Walikota mengatur jadwal pelaksanaan permendiknas No.22 dan 23 tahun 2006, untuk pendidikan dasar. Sedangkan kalau di madrasah dan sekolah-sekolah agama, diatur oleh mentreri agama, melalui Departemen Agama.”


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), telah melalui proses sosialisasi sejak bulan Agustus 2006. Pihak pemerintah pusat telah pula mengundang guru-guru, dan kepala sekolah se-Indonesia untuk datang ke Jakarta dan berkenalan lebih jauh dengan KTSP. Selain itu, ada juga program kunjungan ke daerah-daerah khusus untuk sosialisasi KTSP. Program kunjungan ini memang belum menyentuh ke seluruh daerah. Mengingat adanya tim pengembang yang telah dipercayakan untuk diberdayakan sebagai anggota tim sosialisasi di daerah-daerah.


Untuk solusi praktis atas segala kemacetan sosialisasi KTSP ini, BSNP melalui Prof. Dr. Mungin Eddy Wibowo memaparkan, “Tentunya kami menyerahkan kepada Dinas Pendidikan daerah untuk membentuk suatu tim pengembang di tingkat provinsi dan tim pengembang di tingkat kabupaten, itu telah diserahkan kepada Dinas Pendidikan. Tim inilah yang mempunyai tugas untuk mensosialisasikan kepada seluruh sekolah. Apakah itu sosialisasi dalam bentuk MGMP, atau melalui LPMP. Bisa seperti itu.”

Monitoring Kesiapan Menyusun dan Pemantauan Pelaksanaan KTSP

Target yang telah ditetapkan adalah bahwa pada tahun ajaran 2009/2010, KTSP sudah harus diterapkan dan dilaksanakan di seluruh sekolah di Indonesia. Mengenai kesiapan menyusun KTSP tersebut, BSNP telah melakukan monitoring kesiapan penyusunan KTSP dengan mengunjungi beberapa daerah yang bermasalah.


“Terhadap pelaksanaan standar isi dan SKL (standar kompetensi lulusan) yang telah berjalan di lapangan, dalam hal ini, adalah tentang KTSP. Jadi, pada akhir tahun 2006 lalu, kami hanya monitoring kesiapan satuan pendidikan untuk menyusun,”tutur Mungin.


Seberapa jauh tentang tingkat keberhasilan pelaksanaan KTSP, belum dapat diketahui secara pasti. Mengingat tidak sedikit jumlah sekolah dengan kompetensi guru yang masih dibawah kualitas yang diharapkan untuk kesiapannya menyusun KTSP. Mengenai kemungkinan kebutuhan rekomendasi untuk peningkatan kompetensi guru, Mungin menjelaskan bahwa melalui program pemantauan pelaksanaan program KTSP secara keseluruhan, maka akan diperoleh banyak data tentang sekolah-sekolah yang membutuhkan bantuan agar KTSP bisa segera disusun di sana.


“Dan ini nantinya akan mengarah kepada hasil evaluasi bagi sekolah-sekolah yang gurunya tidak mampu. Apakah akan diberi perhatian khusus berupa pelatihan-pelatihan melalui LPMP, atau jika ada kekurangan sarana pra sarananya, maka bagaimana bantuannya. Nanti itu akan ditinjau dan diitindaklanjuti,” ucapnya.


Telah direncanakan oleh BSNP bahwa paling tidak pada bulan Mei s/d November 2007 akan dilaksanakan pemantauan menyeluruh terhadap pelaksanaan KTSP di seluruh Indonesia. Kegiatan ini akan melibatkan tim khusus yang terdiri dari para ahli pendidikan dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta, serta para stake holder lainnya.


Tidak ada komentar: